Dalam setiap penulisan bahasa Indonesia
yang kita pelajari, dalam penyusunan penulisan ilmiah, karya tulis maupun
laporan dan juga dalam berkomunikasi sehari-hari agar dapat tersampaikan apa
yang kita maksudkan hendaknya menggunakan kalimat yang efektif.
Pengertian mengenai kalimat efektif ialah
kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami oleh pembaca
secara tepat.
Contoh kalimat efektif biasanya digunakan
dalam karya tulis seperti skripsi, tesis, makalah, disertasi, laporan
penelitian, proposal dan sebagainya.
Kalimat efektif mampu menjelaskan secara
keseluruhan maksud si penyampai kepada penerima dengan baik dan tepat.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari,
terkadang dalam penggunaan kalimat yang efektif luput dari perhatian kita, dan
menggunakan bahasa Indonesia dengan kurang efektif. Tentu saja, kalimat efektif
berbeda dengan penggunaan bahasa dalam bidang sastra yang notabene menggunakan
bahasa kiasan seperti majas metafora dan majas hiperbola.
Untuk dapat menggunakan kalimat yang
efektif, kita perlu menelaah perbedaan antara kalimat efektif dengan kalimat
yang tidak efektif.
Ciri
kalimat efektif :
1. Bentuk
kata sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan)
Kata
yang sesuai dengan EYD adalah kata yang baku dan tidak mengantuk kata-kata
gaul,
kata-kata alay atau kata-kata serapan dari bahasa asing atau bahasa daerah yang biasanya
membuat kalimat menjadi tidak efektif.
Selain itu, penggunaan kata imbuhan yang tidak tepat dapat menyebabkan sebuah kalimat menjadi
tidak efektif.
Contoh
:
-
Orang-orang melempari sampah ke dalam
sungai.
-
Ibu menggulai minuman itu.
-
Kamu kepo banget sih.
* Contoh kalimat pertama menggunakan imbuhan
yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempar membutukan objek yang bergerak.
Perbaikannya :
-
Orang-orang melemparkan sampah ke dalam
sungai.
* Contoh kalimat kedua menggunakan kata
menggulai yang memiliki makna ganda (ambigu). Dapat bermakna memberikan gula atau
menjadikan gulai. Dan jika ditelaah dari kalimat tersebut secara keseluruhan
maka tidak ada minuman yang dijadikan gulai.
Perbaikannya :
-
Ibu memberi gula pada minuman itu.
* Contoh kalimat ketiga adalah penggunaan
kata gaul kepo yang berarti ingin tahu dan kata banget sih yang tidak baku.
Perbaikannya :
-
Kamu ingin tahu sekali.
2. Struktur
kalimat tepat
Penempatan
subjek dan predikat yang tidak jelas merupakan salah satu penyebab
ketidakefektifan kalimat. Jadi, dalam pemakaian struktur kalimat yang tepat
harus diperhatikan dalam menyusun kalimat yang efektif, yaitu urutan S-P-O-K.
Contoh :
-
Ternyata, kelima bersaudara itu memiliki
sama-sama kaya.
-
Kalau lulus ujian, maka saya akan
mengadakan syukuran.
* Contoh kalimat pertama penggunaan kata
ternyata membuat kalimat menjadi rancu, pengulangan kata sama pun merupakan
pemborosan kata yang membuat kalimat menjadi tidak efektif.
Perbaikannya :
-
Kelima bersaudara itu memiliki kekayaan
yang sama.
* Contoh kalimat kedua pada induk kalimat
saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
-
Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan
syukuran.
3. Kesejajaran
Kesejajaran
berarti memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Apabila
bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya pun kata kerja.
Contoh :
-
Tugas kamu adalah mengecat rumah, perbaikan
saluran air dan pemasangan pagar.
* Contoh kalimat diatas menggunakan kata
kerja yang berbeda, kata mengecat, perbaikan dan pemasangan berbeda.
Perbaikannya :
-
Tugas kamu adalah pengecatan rumah,
perbaikan saluran air dan pemasangan pagar.
4. Kontaminasi
Kontaminasi berarti kekacauan penggunaan kata, kalimat ataupun frasa yang terkandung didalam
kalimat. Kontaminasi ini akan membuat pembaca atau penerima pesan menjadi bingung dan tidak
dapat menangkap apa yang dimaksud dalam kalimat itu. Kalimat yang terkontaminasi tidak efektif
karena tidak dapat dimengerti oleh pembaca ataupun pendengarnya.
Contoh :
-
Di yayasan itu dipelajarkan berbagai
keterampilan wanita.
-
Penulis itu dikatakan sedang memperkerjakan
tangannya untuk berkarya.
* Contoh kalimat pertama terdapat
kontaminasi pada kata dipelajarkan yang membuat rancu kalimat tersebut.
Perbaikannya :
-
Di yayasan itu dipelajari berbagai
keterampilan wanita.
* Contoh kalimat kedua merupakan kalimat
yang kacau dan sulit dipahami dengan adanya kata memperkerjakan.
Perbaikannya :
-
Penulis itu menggunakan tangannya untuk
berkarya.
5. Pleonasme
Plenonasme adalah suatu kejadian atau gejala dimana sebuah kalimat menggunakan kata-kata yang
berlebihan sehingga membuat kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh :
-
Pada zaman sebelum lahirnya dinosaurus
dahulu kala, ada banyak manusia yang ternyata masih hidup dengan gaya primitif
yang sangat kolot dan kuno.
-
Kesehatannya sudah pulih kembali.
* Contoh kalimat pertama terdapat kata-kata
yang sebenarnya tidak perlu digunakan, sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
Inti dan maksud dari kalimat tersebut menjadi buram dan tidak nyaman untuk
dibaca maupun didengar.
Perbaikannya :
-
Zaman sebelum kelahiran dinosaurus,
kehidupan manusia masih primitif dan kuno.
* Contoh kalimat kedua, pada kata pulih dan
kembali memiliki arti yang sama yaitu seperti semula.
Perbaikannya :
-
Kesehatannya sudah pulih.
Sumber :
http://bahasakubahasamu.wordpress.com