Resensi Bahasa Indonesia AYAT-AYAT CINTA

0

Judul                      :    Ayat-Ayat Cinta
Penulis                   :    Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                  :    Republika
Tanggal terbit         :    2005
Jumlah Halaman    :    403 Halaman
Kategori                 :    Romance
ISBN                     :    9789793604022 
                 Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel yang ditulis oleh seorang novelis muda Indonesia, Habiburrahman El-Shirazy. Ia adalah seorang sarjana lulusan Mesir dan sekarang sudah kembali ke tanah air. Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel Islami kebanyakan yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel Islami, budaya dan juga novel cinta yang banyak disukai anak muda. Dengan kata lain, novel ini merupakan sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
                 Meskipun buku ini sudah lama terbit, tapi saya baru menyelesaikan membacanya. Buku ini memang sangat bagus isi ceritanya, isinya tidak hanya menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat sederhana tapi juga mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah, hidup hanya benar-benar untuk Allah S.W.T. "Bila kita memperjuangkan hidup kita di jalan Allah, niscaya kita akan diselamatkan oleh Allah dan doa Rasul kita Muhammad S.A.W dari mala petaka sedahsyat apapun." Buku ini tidak hanya melarutkan kita akan kata-kata indah yang terkandung di dalamnya tapi juga mengajarkan kita cara berdakwah yang baik, cara menata hidup yang rapi dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
                 Dengan membaca buku ini, kita yang tadinya belum mengerti akan dakwah Islam akan jadi mengerti. Buku ini juga bisa merubah kehidupan seseorang yang awal mulanya menyia-nyiakan waktu hanya untuk duniawi hijrah kedalam hidup nan indah yang tidak bisa diuntaikan satu persatu oleh kata-kata. Novel ini bercerita tentang perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda latar belakang dan budaya; yang satu adalah mahasiswa Indonesia yang sedang studi Universitas Al-Azhar Mesir, dan yang satunya lagi adalah mahasiswi asal Jerman bernama Aisha yang juga sedang studi di Mesir. Kisah percintaan ini berawal ketika mereka secara tak sengaja bertemu dalam sebuah peristiwa yang terjadi dalam sebuah metro (sejenis trem). Fahri digambarkan sebagai sosok pemuda sederhana penuntut ilmu. Dia sama sekali tidak pernah melewatkan talaqqi Syeikh Utsman walau suhu udara mesir yang panas menyengat dan badai debu sekalipun. Karena baginya itu merupakan suatu kewajiban karena tidak semua orang bisa belajar pada Syaikh Utsman yang sangat selektif dalam memilih murid dan dia termasuk salah seorang yang beruntung.
                 Di Mesir, Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia. Ia sudah tujuh tahun hidup di Mesir. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi tempat tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lantai atas ditempati oleh sebuah keluarga Kristen Koptik yang terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, dan dua orang anak mereka - Maria dan Yousef. Keluarga ini sangat akrab dengan Fahri terutama Maria yang diam-diam mencintai Fahri. Selain bertetangga dengan keluarga Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perangainya sangat kasar. Kepala keluarga ini bernama Bahadur dan ia selalu berperangai kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya dan putri bungsunya Noura. Nouralah yang selalu menjadi sasaran kemarahannya. Suatu malam Bahadur menyeret Noura ke jalanan dan mencambukinya. Hal ini sudah sering terjadi, namun malam itu yang terparah. Tak ada satu orang pun yang berani menolong. Selain hari sudah larut, Bahadur juga dikenal amat kejam. Akhirnya, karena sudah tak tahan lagi melihat penderitaan Noura, Fahri pun meminta bantuan Maria melaui sms untuk menolong Noura. Jadilah malam itu Noura menginap di kamar Maria. Peristiwa pada malam ini jugalah yang akhirnya menghantarkan Fahri ke dalam penderitaan yang dalam dan juga membuatnya hampir kehilangan nyawanya.
Sedangkan Nourma, ternyata ia hamil setelah diperkosa bapak angkatnya. Dan cerita mengalir menuju klimaks ketika Nourma menuduh Fahri memperkosanya. Tapi kebenaran itu milik Allah, jawaban itu pun muncul diakhir cerita. Fahri bebas, Nourma mengakui kebohongannya adalah usaha agar Fahri mau menikah dengannya. Lalu cinta itu apa? Pertanyaan itu masih tersisa dan mungkin kita punya jawabannya sendiri. Ia adalah sebuah hal abstrak, karunia-Nya agar kita tahu arti dari kasih sayang itu, agar hidup kita bisa selalu terpenuhi dengan senyum, ketika kebahagiaan itu muncul melihat wajah saudaramu, kekasihmu atau orang tuamu. Bahkan udara ini pun bukti cinta-Nya pada kita.